Senin, 31 Desember 2018

Pemodelan Sesar di Kecamatan Banjarmangu Kabupaten Banjarnegara Berdasarkan Data Anomali Gravitasi


Image result for longsor jemblung

Pemodelan sesar di wilayah Kecamatan Banjarmangu Kabupaten Banjarnegara telah dilakukan. Penelitian bertujuan untuk mengetahui model struktur sesar di sekitar Kecamatan Banjarmangu Kabupaten Banjarnegara berdasarkan data anomali gravitasi atau anomali bouguer. Data yang digunakan adalah data sekunder yang diambil dari Peta Anomali Bouguer Lembar Banjarnegara dan Pekalongan. Nilai anomali bouguer yang dihasilkan berkisar -4 – 69 mGal dengan pola kenaikan kontur anomali cenderung berarah timur laut – barat daya. Proses pengolahan data dilakukan dengan mereduksi data anomali bouguer ke bidang datar dan pemisahan data anomali menjadi anomali residual dan anomali regional menggunakan metode pencocokan polinomial. Data anomali residual hasil pemisahan dimodelkan menggunakan perangkat lunak Grav2DC for windows. Hasil pemodelan berupa struktur geologi bawah permukaan yang diinterpetasi sebagai sesar naik sepanjang 13 kilometer dengan arah barat laut – tenggara. Sesar ini memanjang dari koordinat 109o38¢ BT dan 7o16¢ LS hingga 109o43¢ BT dan 7o20¢ LS. Batuan bawah permukaan hasil pemodelan yang diperoleh di daerah penelitian terdiri atas batulempung dengan densitas 1,63 – 2,60 g/cm3, batupasir dengan densitas 1,61 – 2,76 g/cm3, batupasir gampingan dengan densitas 1,61 – 2,90 g/cm3, dan batugamping dengan densitas 1,93 – 2,90 g/cm3

FULL PAPER (PDF) dapat diakses pada Jurnal Pendidikan Fisika (JPF) di:

Pendugaan Model Sumber Anomali Magnetik Bawah Permukaan di Area Pertambangan Emas Rakyat Desa Paningkaban Kecamatan Gumelar Kabupaten Banyumas

Image result for emas cihonje banyumas"

Telah dilakukan survei magnetik dan pendugaan model sebaran sumber anomali magnetik bawah permukaan di kawasan pertambangan emas rakyat Desa Paningkaban, Kecamatan Gumelar, Kabupaten Banyumas. Data awal yang diperoleh dalam survei magnetik adalah kuat medan magnetik total. Setelah dilakukan beberapa koreksi dan reduksi diperoleh data anomali magnetik residual. Berdasarkan hasil pemodelan terhadap data anomali magnetik residual menggunakan perangkat lunak Mag2DC for Window pada lintasan AB, diperkirakan ada intrusi batuan beku andesit tekstur porfiritik (0,016 cgs units) sebagai bukti kenaikan larutan hidrotermal. Hasil alterasi hidrotermal diperkirakan terjadi pada batupasir dan breksi andesit (0,00324 cgs units). Sedangkan pada lintasan CD, hasil alterasi hidrotermal terjadi pada batupasir berbutir halus dan breksi andesit (0,00184 cgs units). Berdasarkan hasil interpretasi, potensi emas di daerah penelitian diperkirakan terletak di utara dan selatan lintasan AB, yaitu pada posisi 108°59ʹ45,6ʹʹBT dan 7°24ʹ58,8ʹʹLS dengan kedalaman 36 meter, serta 108°59ʹ46,4ʹʹBT dan 7°25ʹ3,2ʹʹLS dengan kedalaman 113 meter. Selain itu hasil interpretasi juga menunjukkan estimasi potensi emas bagian di barat dan timur lintasan CD, yaitu pada posisi 108°59ʹ45,6ʹʹBT dan 7°24ʹ58,8ʹʹLS dengan kedalaman 113 meter serta 108°59ʹ58,9ʹʹBT dan 7°24ʹ58,7ʹʹLS dengan kedalaman 107 meter.

FULL PAPER (PDF) dapat diakses di Jurnal Fisika Indonesia:

Interpretasi Model Anomali Magnetik Bawah Permukaan di Area Pertambangan Emas Rakyat Desa Cihonje, Kecamatan Gumelar, Kabupaten Banyumas

Image result for tambang emas gumelar banyumas

Pengukuran data magnetik telah dilakukan di area pertambangan emas rakyat Desa Cihonje Kecamatan Gumelar Kabupaten Banyumas pada bulan Mei hingga Juni 2013. Berdasarkan pemodelan yang dilakukan terhadap data anomali magnetik lokal pada sayatan AB diperoleh enam model batuan bawah permukaan, sedangkan untuk sayatan CD diperoleh lima model. Berdasarkan hasil pemodelan, formasi batuan yang berkembang di daerah penelitian adalah formasi Tapak, formasi Halang, batuan andesit-basaltik, serta perselingan batupasir dengan beberapa batuan lain. Suseptibilitas magnetik batuan bawah permukaan di daerah penelitian diinterpretasi berkisar 0,0039 hingga 0,0174 satuan cgs, dengan estimasi suseptibilitas magnetik batuan rata-rata sebesar 0,0099 satuan cgs yang diinterpretasi sebagai perselingan batupasir dan batulempung dari formasi Halang. Mineralisasi bijih emas diperkirakan terjadi di hampir seluruh batuan bawah permukaan, namun mineralisasi diperkirakan paling dominan terjadi dalam formasi Halang khususnya pada perselingan batupasir dan batulempung. Mineralisasi bijih emas terjadi dalam bentuk urat-urat pyrite, chalcopyrite, galena, dan sebagainya yang mengisi rekahan maupun pori-pori batuan.  

FULL PAPER (PDF) artikel ini dapat diakses di Jurnal BERKALA:

Pendugaan Lapisan Reservoir Panas Bumi di Kawasan Gunungapi Slamet dengan Memanfaatkan Data Anomali Medan Gravitasi Citra Satelit

Image result for kawah gunung slamet


Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengolah dan memodelkan data anomali medan gravitasi citra satelit sehingga dapat digambarkan sebaran reservoir geotermal kawasan Gunungapi Slamet Jawa Tengah. Kegiatan yang dilakukan dalam penelitian meliputi pengaksesan dan pengekstrakan data anomali medan gravitasi dan data data posisi, survei lapangan, koreksi data anomali medan gravitasi, reduksi data anomali medan gravitasi, pemisahan anomali regional-residual, serta pemodelan dan interpretasi. Jumlah data anomali medan gravitasi yang diakses adalah 361 buah data yang terdistribusi di kawasan Gunungapi Slamet Jawa Tengah dan sekitarnya pada posisi 109,0583o – 109,3583o BT dan 7,1066o – 7,4042o LS, serta ketinggian rata-rata topografi 766,41 meter di atas sferoida referensi. Sedangkan nilai anomali medan gravitasi rata-rata di kawasan penelitian sebelum terkoreksi adalah 139,51 miligal, dengan sebaran antara 53,5 – 303,2 miligal. Berdasarkan peta kontur anomali medan gravitasi residual yang diperoleh, diketahui bahwa pusat anomali terletak di pusat tubuh gunungapi dan cenderung negatif. Negatifnya nilai anomali ini diperkirakan merupakan respon dari magma yang masih aktif (kontras densitasnya lebih kecil dari batuan di sekitarnya). Reservoir geotermal di kawasan Gunungapi Slamet Jawa Tengah diperkirakan tersebar secara luas meskipun tidak merata di seluruh kawasan tubuh gunungapi dan sekitarnya. Batuan yang berperan sebagai hot rock pada sistem reservoir geotermal diperkirakan berupa batuan basaltik-andesit yang terdapat di sekeliling kantong magma. Reservoir geotermal kawasan Gunungapi Slamet diduga berupa batupasir kasar hingga halus yang menyisip pada setiap formasi batuan di kawasan tersebut. Naiknya air atau fluida panas dari lapisan reservoir ke permukaan diperkirakan melalui celah maupun batas antar lapisan batuan, kemudian diteruskan melalui celah, sesar, atau patahan yang terdapat di permukaan Gunungapi Slamet.


FULL PAPER (PDF) dapat diakses pada Jurnal BERKALA di:

Pendugaan Model Anomali Magnetik Bawah Permukaan Desa Darmakradenan, Kecamatan Ajibarang, Kabupaten Banyumas

Image result for batu kapur darmakradenan

Telah dilakukan survei magnetik untuk menduga model anomali magnetik bawah permukaan di Desa Darmakradenan, Kecamatan Ajibarang, Kabupaten Banyumas. Setelah dilakukan pengolahan data yang meliputi beberapa koreksi dan reduksi, maka diperoleh data anomali magnetik residual daerah penelitian. Data anomali magnetik ini dimodelkan menggunakan perangkat lunak Mag2DC for Windows hingga diperoleh empat buah benda anomali bawah permukaan, yang diinterpretasi sebagai batupasir berbutir kasar, konglomerat dan breksi andesit dari Formasi Tapak (χ = 0,0055 cgs units), endapan lahar Gunungapi Slamet; dengan bongkahan batuan andesit-basaltik dari letusan Gunungapi Slamet tua (χ = 0,0175 cgs units), batupasir andesit, batuan konglomerat tuff, dan batuan napal yang bersisipan dengan batupasir dari Formasi Halang (χ = 0,0015 cgs units), serta batugamping dari Formasi Tapak (χ = 0,0035 cgs units). Daerah penelitian memiliki sumberdaya alam batugamping yang telah diusahakan penambangannya sekarang ini. Sedangkan keberadaan mineral emas belum dapat ditentukan, namun diperkirakan berada di dalam endapan alluvial tua dari Formasi Tapak dan Formasi Halang. 

FULL PAPER (PDF) dapat diakses pada Jurnal BERKALA di:

Pencitraan Resistivitas 2D Bawah Permukaan Tanaman Jati (Tectona Grandis Sp.) Menggunakan Konfigurasi Wenner (Studi Kasus: Lahan Tanaman Jati di Belakang Gedung MIPA UNSOED)

Image result for hutan jati

Survei resistivitas 2D telah dilakukan pada lahan tanaman jati di belakang gedung MIPA UNSOED Purwokerto. Tujuan penelitian adalah untuk memahami kondisi bawah permukaan lahan tanaman jati sehingga dapat diketahui kesesuaian antara lahan dengan tanaman jati. Survei dilakukan menggunakan resistivitimeter NANIURA NRD 22S. Jenis konfigurasi yang digunakan adalah Wenner dengan spasi elektroda minimum dua meter dan maksimum sepuluh meter. Pengukuran dilakukan pada tiga lintasan, yaitu LJ1, LJ2 dan LJ3 dengan panjang lintasan masing-masing adalah 64 meter, 70 meter, dan 40 meter. Pengolahan data dilakukan menggunakan perangkat lunak RES2DINV 3.57.37 yang hasilnya adalah berupa citra resistivitas 2D bawah permukaan. Kedalaman pemodelan yang diperoleh untuk setiap lintasan adalah 5,37 meter. Interpretasi hidrogeologi didasarkan pada informasi geologi daerah setempat. Hasil interpretasi didigitasi menggunakan perangkat lunak Arc-View GIS 3.3, sehingga diperoleh hasil citra hidrogeologi. Hasil penelitian menunjukkan terdapat dua lapisan batuan pada lintasan LJ1 dan LJ3 yaitu tanah berpasir dan pasir lempungan. Pada lintasan LJ2 terdapat tiga lapisan yaitu tanah berpasir, pasir lempungan dan pasir. Nilai resistivitas tanah berpasir adalah 79,4 – 193,0 Ωm, nilai resistivitas pasir lempungan antara 18,9 – 83,4 Ωm dan resistivitas pasir 15,7 – 31,8 Ωm. Semakin ke bawah kecenderungan nilai resistivitas semakin kecil, yang mengindikasikan kandungan air semakin banyak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lapisan batuan yang ditemukan di lahan jati ini berupa tanah berpasir, pasir lempungan dan pasir. Menurut referensi ketiga lapisan batuan tersebut kurang cocok untuk tanaman jati.

FULL PAPER (PDF) artikel ini dapat diakses pada Jurnal BERKALA di:

Pemanfaatan Teknik Lissajous untuk Mengetahui Korelasi antara Kandungan Air terhadap Sifat Dielektrik Tanah (Studi Kasus: Sampel Tanah Permukaan di Sekitar Kota Purwokerto)

Image result for oscilloscope"

Telah dilakukan perancangan peralatan untuk menguji sifat dielektrik sampel tanah dengan teknik lissajous di Laboratorium Fisika Dasar, Program Studi Fisika, Fakultas Sain dan Teknik, Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto. Peralatan tersebut digunakan untuk menguji tetapan dielektrik 19 buah sampel tanah yang diambil dari beberapa lokasi di wilayah Kota Purwokerto dan sekitarnya, pada frekuensi 100 kHz. Pengujian dilakukan terhadap sampel tanah dengan variasi kandungan massa air. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan adanya suatu  korelasi antara tetapan dielektrik sampel tanah terhadap kandungan massa air (η) yang dapat dinyatakan dengan dua buah persamaan; permitivitas dielektrik ε = 0,3176 η dengan koefisien korelasi R2 = 0,9538, serta persamaan rugi dielektrik ε′ = 0,00003 η dengan koefisien korelasi R2 = 0,9513.

FULL PAPER (PDF) dapat diakses di:

Eksplorasi Pasir Besi di Kawasan Pesisir Binangun Timur Kabupaten Cilacap Menggunakan Survei Magnetik

Related image


Eksplorasi sebaran pasir besi di Pesisir Timur Kecamatan Binangun Kabupaten Cilacap telah dilakukan menggunakan survei magnetik. Akuisisi data magnetik dilakukan pada bulan April 2017. Data kuat medan magnetik total yang diperoleh diolah sedemikian hingga diperoleh data anomali medan magnetik lokal. Pemodelan dilakukan terhadap data anomali magnetik lokal di sepanjang lintasan AB yang membentang dari titik posisi 109,274698 BT dan 7,686620 LS hingga 109,296195 BT dan 7,689099 LS; sehingga diperoleh berbagai model benda anomali bawah permukaan. Interpretasi terhadap model benda anomali dilakukan untuk mengestimasi jenis batuan dan formasinya, berdasarkan nilai suseptibilitas magnetik masing-masing benda yang didukung informasi geologi daerah penelitian. Berdasarkan hasil interpretasi, diperoleh dua buah lapisan batuan bawah permukaan yang diestimasi sebagai pasir besi yang berselingan dengan lanau dan lempung yang berasal dari formasi alluvium. Batuan pertama memiliki panjang sebesar 1.238,204 meter, kedalaman berkisar 1,709 – 20,513 meter, dan suseptibilitas magnetik sebesar 0,0183 cgs unit. Batuan kedua memiliki panjang 643,055 meter, kedalaman berkisar 16,524 – 34,188 meter, dan suseptibilitas magnetik sebesar 0,0174 cgs unit. Hasil penelitian ini juga diperkuat dengan hasil interpretasi data geolistrik, dimana pasir besi yang berselingan dengan lanau dan lempung ditemukan pada kedalaman 9,42 – 19,48 meter dengan nilai resistivitas sebesar 52,99 Ωm pada titik Geo-1; serta kedalaman 10,56 – 22,20 meter dengan nilai resistivitas sebesar 49,03 Ωm pada titik Geo-2. Berdasarkan hasil penelitian ini, kawasan pesisir timur Kecamatan Binangun diperkirakan berpotensi mengandung bijih besi dan secara ekonomis prospek untuk dieksploitasi. 

FULL PAPER (PDF) dapat diakses pada Jurnal IJAP - UNS di:

Interpretasi Lokasi Source Rock Rembesan Minyak di Desa Cipari, Kecamatan Cipari, Kabupaten Cilacap Berdasarkan Survei Magnetik

Image result for minyak bumi

Survei magnetik telah dilakukan di Desa Cipari, Kecamatan Cipari, Kabupaten Cilacap untuk menginterpretasi lokasi source rock sumber rembesan minyak. Daerah penelitian terletak pada posisi 108,75675°BT 108,77611°BT dan 7,42319°LS 7,43761°LS. Data medan magnetik total yang diperoleh dikoreksi dan direduksi, sehingga diperoleh data anomali magnetik lokal. Selanjutnya data anomali magnetik lokal dimodelkan menggunakan perangkat lunak Mag2DC for Window hingga diperoleh beberapa model benda anomali. Berdasarkan informasi geologi benda anomali tersebut diinterpretasi sebagai batuan beku basaltik (c = 0,0051), perselingan batupasir dan batulempung bersisipan napal dari formasi Halang (c = 0,0014), breksi basaltik dari formasi Kumbang (c = 0,0035), perselingan antara batupasir dan batulempung bersisipan napal dan breksi dari formasi Halang (c = 0,0036), batulempung dari formasi Tapak (c = 0,0015), perselingan batupasir dan batulempung dengan sisipan napal dan breksi kompak dari formasi Halang (c = 0,0030), serta perselingan batupasir dan batulempung dari formasi Halang (c = 0,0020). Fosil foraminifera plantonik sebagai sumber rembesan minyak diduga berada di dalam batuan-batuan sedimen tersebut, dimana cairan minyak mengalir dari batuan-batuan itu ke dalam reservoir (source rock). Berdasarkan hasil interpretasi, source rock terletak di atas batuan beku basaltik dengan posisi 108,76164°BT dan 7,43089°LS serta kedalaman 132,09 meter di bawah topografi.

FULL PAPER (PDF) dapat diakses pada jurnal IJAP - UNS di:

Estimasi Kedalaman Bitumen Batubara di Desa Banjaran Kecamatan Salem Kabupaten Brebes Berdasarkan Data Anomali Magnetik

Image result for batubara salem brebes

Estimasi kedalaman bitumen batubara di Desa Banjaran, Kecamatan Salem, Kabupaten Brebes berdasarkan data anomali magnetik telah dilakukan. Desa Banjaran terletak di dalam cekungan geologi yang disebut Cekungan Bentarsari. Tahap kegiatan yang dilakukan pada penelitian ini meliputi pengukuran data magnetik di lapangan, pengolahan data, dan interpretasi. Interpretasi data anomali magnetik dilakukan melalui pemodelan menggunakan perangkat lunak Mag2DC for Window terhadap data anomali magnetik lokal. Berdasarkan hasil pemodelan ini diperoleh enam buah benda anomali yang dapat diinterpretasi sebagai batuan bawah permukaan daerah penelitian, yang terdiri atas endapan kerikil, pasir, lempung, dan lumpur (c = 0,0020cgs unit); tuff dan batupasir tufaan (c = 0,0069cgs unit); batuan breksi andesit, tuff, dan batupasir tufaan (c = 0,0085cgs unit); breksi andesit pejal yang tidak berlapis (c = 0,0115cgs unit); batupasir kasar, batugamping coral, dan napal pasiran (c = 0,0109cgs unit); serta batupasir andesit yang berlapis secara simpang-siur dengan lempung dan sisipan-sisipan tipis bitumen batubara muda (c = 0,0008cgs unit). Berdasarkan hasil pemodelan dan informasi geologi daerah penelitian, diperkirakan bahwa bitumen batubara terdapat di dalam formasi Kaliglagah dengan kedalaman berkisar antara 104,48m – 505,97m, dan nilai suseptibilitas magnetik sebesar 0,0008cgs unit.

FULL PAPER (PDF) artikel ini dapat diakses pada Jurnal IJAP - UNS di:

Distribusi Bijih Besi di Kawasan Pesisir Widarapayung Kabupaten Cilacap Berdasarkan Data Anomali Magnetik

Image result for pasir besi

Interpretasi terhadap data anomali magnetik telah dilakukan di kawasan Pantai Widarapayung Kecamatan Binangun Kabupaten Cilacap untuk mengidentifikasi sebaran pasir besi. Akuisisi data intensitas magnetik dalam penelitian telah dilakukan pada bulan Desember 2015 dan Mei 2016 menggunakan Proton Precession Magnetometer (PPM) tipe GSM-19T. Daerah penelitian membentang pada posisi geografis 109,250°BT 109,2702°BT dan 7,6781°LS 7,6986°LS. Pemodelan data anomali magnetik telah dilakukan menggunakan perangkat lunak Mag2dc for Windows sehingga diperoleh beberapa model benda anomali bawah permukaan. Model benda anomali dengan nilai suseptibilitas magnetik 0,0093 satuan cgs diinterpretasi sebagai pasir besi yang berselingan dengan lanau, lempung, pasir, dan kerikil dari formasi alluvium. Formasi ini terletak pada kedalaman 1,709 – 11,966m dan panjang 1.576,7m. Pasir besi yang terdapat pada formasi ini diperkirakan prospek untuk dieksploitasi. Berdasarkan hasil interpretasi, formasi alluvium juga ditemukan pada kedalaman 1,140 – 30,769m, yang diperkirakan tersusun atas lanau, lempung, pasir, dan kerikil dengan nilai suseptibilitas magnetik sebesar 0,0051 satuan cgs. Kandungan pasir besi di dalam formasi alluvium yang kedua ini diperkirakan relatif kecil.

FULL PAPER (PDF) dapat diakses pada Jurnal IJAP - UNS di:

Pemanfaatan Data Anomali Gravitasi Citra GEOSAT dan ERS-1 Satellite untuk Memodelkan Struktur Geologi Cekungan Bentarsari Brebes

Image result for satelit


Pendugaan struktur geologi bawah permukaan kawasan Cekungan Bentarsari telah dilakukan berdasarkan data anomali medan gravitasi. Data anomali medan gravitasi yang digunakan dalam penelitian adalah hasil pengukuran Geodetic Satellite (GeoSat) dan European Remote Sensing1 (ERS-1) Satellite yang telah terkoreksi hingga koreksi udara bebas. Pengolahan data selanjutnya adalah koreksi Bouger dan koreksi medan sehingga diperoleh nilai anomali Bouger lengkap di topogafi. Proyeksi ke bidang datar pada ketinggian 482m di atas titik acuan menggunakan metode pendekatan deret Taylor. Nilai anomali medan gravitasi yang dijadikan sebagai data interpretasi adalah nilai anomali gravitasi lokal hasil pengangkatan ke atas pada ketinggian 13.000 m. Densitas Bouger pada penelitian ini menggunakan densitas rata-rata kerak bumi, yaitu 2,67 g/cm3. Pemodelan bawah permukaan dilakukan menggunakan perangkat lunak Gav2Dc for windows. Hasilnya menunjukan gambaran geologi bawah permukaan Cekungan Bentarsari terdiri atas 5 lapisan batuan. Kelima lapisan batuan tersebut adalah breksi dengan densitas 2,82 g/cm3 dan ketebalan 1000 – 4300 m, andesit dengan densitas 2,67 g/cm3 dan ketebalan 300 – 2000 m, batupasir dengan densitas 2,32 g/cm dan ketebalan 300 – 1000 m, batulempung dengan densitas sebesar 2,25 g/cm3 dan ketebalan 600 – 1500 m, serta batu lempung pasiran dengan densitas 2,17 g/cm3 dan ketebalan 300 – 1000 m. Berdasarkan informasi geologi, bitumen padat pembawa batubara diperkirakan berada di dalam lapisan batu lempung pasiran.

FULL PAPER (PDF) dapat diakses pada Jurnal IJAP - UNS di:

Potensi Bijih Besi dan Dampak Eksploitasinya terhadap Akuifer Pantai di Kawasan Pesisir Nusawungu Bagian Barat Kabupaten Cilacap Berdasarkan Data Resistivitas-2D

Investigasi potensi bijih besi dan dampak eksploitasinya terhadap akuifer pantai berdasarkan data resistivitas 2D di kawas...